“Dhuh Gusti, Ingkang Kawula Purugi Sinten Malih? Paduka Ingkang Kagungan Pangandikaning Gesang Langgeng”

Artikel


SEJARAH & SILSILAH LELUHUR
(WIROSODARMO)
Disusun oleh : Panitia Penyusun Sejarah dan Silsilah Leluhur
_______________________________

Apabila kita memantulkan pikiran serta menelaah kehendak Tuhan memanggil bangsa-bangsa di atas bumi, menurut sejarah Kerajaan Tuhan di muka bumi ini dimana nama Tuhan menyatakan Kuasa-Nya tidaklah sama. Namun satu hal yang kita merasa heran ialah jauh sebelum rencana-Nya dilaksanakan, Tuhan memanggil serta memilih umat-Nya yang diperkenankan-Nya. Mereka dipilih dan dipanggil dalam keadaan umat manusia jalannya telah jauh tersesat, sehingga manusia menjumpai hidup sengsara, merasa ketakutan, seolah-oleh mereka hidup dikejar-kejar oleh bahaya maut, mereka haus akan pertolongan yang sentausa.
Dalam keadaan demikian itu Tuhan menyatakan dan memperlihatkan kasih dan kuasa-Nya kepada dunia dengan memilih dan memanggil manusia yang diperkenankan untuk dijadikan hamba-Nya yang akan melayani pekerjaan-Nya manusia agar yang telah tersesat jalannya mau percaya dan menerima firman dan nama Tuhan akan diselamatkan.




SEJARAH SINGKAT PERWUJUDAN
GKJW MOJOWARNO
(Penulis : Ds. R. Moeljodihardjo)
___________________________

Inilah yang tidak pernah ditulis dalam buku Babad Zending tetapi sedikit disrémpèt (disinggung, penyalin) oleh Ngolati Toja Wening. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, soal dan orangnya lain dari yang ditulis di Ngolati Toja Wening (Ds. C.W. Nortier).
Seorang keturunan ningrat dari Madura bernama Birjah Gunah (bhs. Madura) – Wirja Guna (bhs. Jawa), seorang yang sangat gemar berguru, mencari ilmu yang aneh-aneh, segala guru-guru ilmu yang tersebar telah digurui dan dihisab ilmunya. Kyai Wirja Guna masih belum puas hasilnya walau pun ilmunya sudah satu tumpuk. Ia masih mengejar ilmu yang namanya ilmu Musqab Gaib, apa artinya ini, penulis tidak mengerti. Kyai Birjah Gunah telah datang ke Giri dan ke Ngampel untuk mengejar ilmu ini. Tetapi Giri dan Ngampel perguruannya tak dapat memberi keterangan sedikit pun. Birjah Gunah pulang dengan perasaan hampa. Akan tetapi maksud dan tekadnya masih terus menyala mengejar ilmu Musqab Gaib itu.
Pada suatu malam Kyai Birjah Gunah mendapat ilham dari yang gaib, disuruh mencari ilmu itu ke arah selatan barat (barat daya) yaitu ke Ngoro.




100 TAHUN GEDUNG GEREJA MOJOWARNO
(Penulis : Ds. R. Moeljodihardjo)
__________________________________


Rencana tanah gereja dengan kompleksnya telah disediakan cukup luas, lebih dari 10 hektar. Yang mana jemaat tidak perlu membayarnya sepeserpun. Tanah untuk gereja dengan seluruh kompleks itu, tanah hak milik atas nama Karulus Wirioguno yang diserahkan untuk Tuhan dan untuk Jemaat Kristen yang digunakan induk Gereja Kristen Jawa Timur sekarang.
Yang mengherankan hingga kini, mengapa anak keturunannya tidak tahu menahu tentang pengorbanan dan kerja kerasnya yang hidup, sebabnya tidak lain dan tidak bukan karena anak keturunannya ‘podo sembrono’, acuh tak acuh, pura-pura tidak tahu.
Oleh karena leluhur sudah meninggal semua, dan generasi yang ditinggalkannya punya semboyan, apa boleh buat? Apa ini betul yang sebagai turunan lembaga Gereja yang aktual?

Baca Selanjutnya  >>>



MENGGALI SEJARAH BERDIRINYA
DESA-DESA KRISTEN PERTAMA DI JAWA TIMUR
______________________________________

Karena penekanannya adalah berdirinya desa-desa Kristen pertama yang perlu digali dengan tujuan agar kita dan para keturunan tidak kehilangan "lacak". Lebih-lebih karena adanya "kontroversial" (macam-macam versi yang bertentangan). Maka penulis membatasi sampai 4 desa diresmikan dan kedatangan Ds. J.E. Jellesma. Karena hemat penulis ceritera-ceritera berikutnya tidak lagi ada masalah. Segala peristiwa sudah dicatat, lain halnya peristiwa-peristiwa sebelumnya yang masih perlu digali, karena berasal dari sumber ceritera turun-temurun dan diungkapkan oleh mereka yang tidak mengalami langsung, tidak berdasarkan catatan-catatan pendukung data. Lebih-lebih kalau sudah dipengaruhi berbagai kepentingan : kepentingan individu, kepentingan keturunan, kepentingan politik dan lain sebagainya dapat merubah jalannya ceritera dari pada kenyataannya. Belum lagi karena pengaruh analisa si penulisnya sendiri dengan pemberian "bumbu" atau variasi menurut logikanya.